manusia dan orang utan , bisakah konflik ini dihentikan ?





Badan meterologi dan geofisika (BMKG)  memperkirakan musim kemarau akan dimulai antar bulan mei sampai juni,hal yang paling menjadi perhatian dan masalah setiap tahun tentu saja banyaknya kebakaran lahan baik karena faktor alam ataupun karena perbuatan manusia, yang berita tentang kebakaran lahan  kemudian menjadi isu nasional bahkan internasional , bukan hanya aku dan warga di daerah ku saja yang tiap hari  “menikmati” kabut asap jika musimnya sudah tiba,  tapi warga dari luar negeri khususnya singapura yang tiap tahun selalu  mendapat hadiah  kasih sayang  yaitu kabut asap gratis plus Free Ongkir  dari indonesia lumayanlah buat menambah berita media di singapura karena saking damai dan tentram tidak  ada berita  sensasional dan heboh yang bisa menjadi Headline News , yang bisa bikin warga satu Negara yang adem ayam jadi ramai ramai sibuk  protes kepada Indonesia karena respon yang lambat dalam upaya menekan pembakaran lahan,

Tapi bukan hanya asap saja yang menjadi masalah  dari pembakaran lahan, kepulan asap dan kobaran api membumi hanguskan rumah dan habitat makhluk hidup penghuni hutan , banyak satwa yang dengan terpaksa menerima akibat dari ulah beberapa orang yang berusaha memperluas areal ladang dan perkebunan mereka, salah satu hewan endemik yang sudah masuk kategori terancam punah yaitu teman kita orang utan

Orang utan , nama depannya memang orang tapi mereka bukan warga dari suatu daerah  , nama depannya utan tapi bukan nama sebuah hutan macam hutan tropis atau hutan hujan, orang utan hanyalah makhluk  hidup alias animal yang secara kebetulan dan tidak sengaja tinggal dan hidup di hutan, jika andaikan mereka pindah dan  tinggal dikota namanya mingkin bisa diganti  menjadi  orang kota,jika mereka tinggal di sawah namanya orang-orangan sawah, kalau  tinggal dikampung namanya jadi orang kampung, lain lagi jika orang utan mau hidup seperti saya ini   , namanya orang kere ,tapi liat kelakuan orang utan dan orang kota jaman sekarang, hampir tidak ada bedanya juga kan ?

mereka juga bukan orang jahat yang meresahkan masyarakat, Mereka juga bukan penyebab hancurnya hubungan sepasang kekasih yang sering kita sebut orang ketiga terus apa salah mereka sampai harus diburu dan didesak keluar dari hutan tempat tinggal mereka, salah orang utan Cuma satu saja, walau menyandang nama “orang” di depan nama meraka, tetapi mereka tidak bisa bicara, kalau saja mereka bisa bicara bahasa manusia , pasti mereka berjalan dan demo ke KOMNAS HAM atau DEPKUMHAM atau demo perusahaan yang gusur tempat tinggal mereka, Jangankan orang utan, orang kota sama orang kampung saja tanah dan rumahnya bisa digusur apalagi orang utan ,

Bisa dibayangkan apa yang terjadi misalkan terjadi kebakaran hutan yang kebanyakan disebabkan ulah manusia untuk pembukaan lahan, mereka dikejar api dibelakang dan dihadang predator terbesar mereka di depan, yaitu manusia, Hutan yang rimbun dan terisolir  yang menjadi Rumah tempat mereka bermain dan berkumpul bersama keluarga sekarang digantikan oleh ladang dan perumahan manusia, suara kecil yang keluar dari mulut bayi orang utan yang kecil tak terdengar lagi dikalahkan oleh bunyi raungan mesin dan riuh aktifitas manusia , mereka takut , sembunyi dan masih terus dikejar dan terusir karena dianggap hama dan gangguan yang merusak tanaman dan perkebunan  walau sebenarnya penggangu yang sesungguhnya adalah manusia itu sendiri

Bahkan ada sebuah  kisah yang mencabik cabik dan mendowngrade moral kita adalah cerita tentang orang utan bernama pony,  yang harus menjalani hidup di bawah ekploitasi manusia , cerita nya terlalu tragis dan menyedihkan sampai saya tidak berniat menulisnya lebih lanjut disini, Adalagi cerita seorang petani karet yang mendengar tangisan kecil di pagi hari di kebun karetnya, untung petani itu tidak ambil langkah seribu tapi mencari dimana sumber tangisan itu, setelah ditemukan sumber bunyi itu munculah sosok bayi orang utan yang menangis terpisah dari ibunya , tangisan yang sering kita dengar jika seorang anak terpisah dari ibunya, menyedihkan memang, walau akhirnya bayi orang utan pun diserahkan ke Balai Konservasi terdekat

Masih banyak masyarakat di Kalimantan yang memelihara dan mengurung orang utan untuk dijadikan peliharaan tanpa pernah memikirkan kebebasan yang direnggut dari orang  utan itu,  mereka menjadikannya peliharaan pembuang bosan dan jenuh , mematikan kemampuan alami mereka dengan memberi makan yang tidak sesuai dengan makanan alami mereka, Ironis sekali memang, sampai dada ini perih dan kepala kusut memikirkannya, bahkan banyak warga negara asing lebih mencintai  dan  sudah mendedikasikan hidupnya menjadi pelindung dan merawat orang utan yang diserahkan warga atau hasil tangkapan dari perdagangan illegal ,sedangkan warga kita sendiri yang dahulu mungkin saja kakek buyutnya berteman dan bermain panjat pohon atau petak umpet bersama orang utan ,keturunannya sekarang malah tega membunuh orang utan , hanya untuk melindungi asset perusahan yaitu pohon sawit  atau ladang mereka sendiri hasil penjajahan mereka terhadap habitat orang utan

Untunglah kepedulian terhadap  kehidupan orang utan terus meningkat , terbukti dengan banyaknya kecaman di media sosial terhadap pembunuhan dan penganiaya orang utan, beberapa pelaku pun ditangkap polisi ,Bahwa untuk perlu melihat orang utan dan satwa lainnya jangan lagi pergi ke kebun binatang, tapi langsung lihat di konservasi mereka sekaligus mengajarkan menjaga dan mencintai lingkungan  , dan jika tidak bisa gunkaan internet atau buku pelajaran tanpa harus mengurung mereka di jeruji  dan tempat sempit bernam kebun binatang, Mungkin sejak kecil kita harus ajarkan kepada anak kita dan anak teman kita juga anak orang lain bahwa orang utan juga makhluk hidup yang juga memiliki sebuah keluarga, mereka menggendong anak , bermain bersama layaknya seperti manusia lakukan,  dan  berhak hidup berdasarkan insting dan naluri mererka di alam liar , ajarkan bahwa orang utan adalah teman kita , yang harus kita lindungi , bukan hanya spesiesnya , tapi juga tempat tinggal dan ekosistemnnya

Komentar

Postingan populer dari blog ini

perkembangan ekonomi digital di indonesia

review anime spring 2017